Ahlan Wasahlan

Sabtu, 24 Maret 2012

MUSLIMAH TANGGUH



بسم الله الرحمن الرحيم

Detik di saat diri ini mengazamkan untuk menjadi Muslimah tangguh, maka saat itu pula Allah Ta’ala telah menyiapkan seribu satu jalan untuk ditempuh sehingga dapat menggapai tingkatan Muslimah tangguh yang sesungguhnya. Satu demi satu ujian indah itu datang menghampiri, tidak kenal diri ini sedang sedih, senang, bosan, lelah, sihat atau sakit. Bukan maksud bahawa Allah Ta’ala tidak perhatian kepada hamba-Nya, hanya saja Allah Ta’ala ingin melihat kesiagaan hamba-Nya dalam menghadapi ujian dimanapun, bila-bila masa pun dan dalam kondisi apapun. Saat hati ini sedang sedih, maka Allah Ta’ala tunjukkan betapa hidup itu memerlukan sebuah ketegaran jiwa. Saat kesenangan menyapa, maka Allah Ta’ala mengajarkan kita tentang kehati-hatian dalam hidup, jika terlampau senang sampai melupakan Rabb’nya, maka nescaya akan celaka. Saat bosan mengungkung hidup, maka Allah Ta’ala hendak melihat seberapa besar kesungguhan niat seorang hamba-Nya. Saat lelah melemahkan raga, maka betapa Allah Ta’ala sedang menyaksikan seberapa sanggup hamba-Nya mampu mengorbankan raganya. Saat sihat menerpa, maka sesungguhnya Allah Ta’al sedang memberi kesempatan agar diri ini jauh lebih banyak melakukan ibadah untuk-Nya, bukan disia-siakan untuk sebuah kemaksiatan. Dan, tatkala sakit yang melanda, maka nescaya sesungguhnya Allah Ta’ala hendak membersihkan dosa-dosa kecil kita lewat kesabaran, ketabahan dan keyakinan kita akan kebesaran dan adanya pertolongan Allah Ta’ala.

Menjadi Muslimah tangguh, bukan sebuah pilihan tapi suatu keharusan.

Wallahu a’lam bissawab.

>>

“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga kamu mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu”

[QS. Muhammad (47):31]

Jumat, 02 Maret 2012

ADA AIRMATA TERTAHAN



"Apabila datang kepadamu seorang laki-laki datang untuk meminang yang engkau ridho terhadap agama dan akhlaqnya maka nikahkanlah dia. Bila tidak engkau lakukan maka akan terjadi fitnah di muka bumi dan akan timbul kerusakan yang merata di muka bumi." (HR Tarmidzi dan Ahmad)

Saya tidak tahu apakah ini merupakan hukum sejarah yang digariskan oleh Allah. Ketika orang mempersulit apa yang dimudahkan Allah, mereka akhirnya benar-benar mendapati keadaan yang sulit dan nyaris tak menemukan jalan keluarnya.
Mereka menunda-nunda pernikahan tanpa ada alasan syar'i dan akhirnya mereka mereka benar-benar takut melangkah di saat hati sudah sangat menginginkannya. Atau ada yang sudah benar-benar gelisah tak kunjung ada yang mau serius.

Kadangkala lingkaran ketakutan itu berlanjut. Bila di usia dua puluh tahunan mereka menunda pernikahan karena takut dengan ekonominya yang belum mapan, di usia menjelang tiga puluh hingga sampai tiga puluh lima berubah lagi masalahnya. Laki-laki mengalami sindrom kemapanan (meski wanita juga banyak yang demikian, terutama mendekati usia 30). Mereka (laki-laki) menginginkan pendamping dengan kriteria yang sulit dipenuhi. Seperti hukum kategori, semakin banyak kriteria semakin sedikit yang masuk kategori.

Begitu pula kriteria tentang jodoh, ketika menetapkan kriteria yang terlalu banyak maka akhirnya bahkan tidak ada yang sesuai dengan keinginan kita. Sementara wanita yang sudah berusia sektar 35 tahun, masalah nya bukan kriteria tetapi soal apakah ada orang yang mau menikah dengannya. Ketika usia sudah 40-an, ketakutan kaum laki-laki sudah berbeda lagi, kecuali bagi mereka yang tetap terjaga hatinya. Jika sebelumnya banyak kriteria yang dipasang pada usia 40-an muncul ketakutan apakah dapat mendampingi isteri dengan baik. Lebih-lebih ketika usia beranjak 50 tahun, ada ketakutan lain yang mencekam. Yaitu kekhawatiran ketidakmampuan mencari nafkah sementara anak masih kecil. Atau ketika masalah nafkah tak merisaukan khawatir kematian lebih dahulu menjemput sementara anak-anak masih banyak perlu dinasehati. Apabila tak ada iman maka muncul keputusasaan.

WAHAI ALI JANGAN KAU TUNDA-TUNDA

Apa yang menghimpit saudara kita sehingga mereka sanggup meneteskan air mata. Awalnya adalah karena mereka menunda apa yang harus disegerakan, mempersulit apa yang seharusnya dimudahkan. Padahal Rasululloh berpesan: "Wahai Ali, ada tiga perkara jangan di tunda-tunda, apabila sholat telah tiba waktunya, jenazah apabila telah siap penguburannya, dan perempuan apabila telah datang laki-laki yang sepadan meminangnya." (HR Ahmad)

Hadis ini menunjukan agar tidak boleh mempersulit pernikahan baik langsung maupun tak langsung. Secara langsungadalah menuntut mahar yang terlalu tinggi. Atau yang sejenis dengan itu. Ada lagi yang tidak secara langsung. Mereka membuat kebiasaan yang mempersulit, meski nyata-nyata menuntut mahar yang tinggi atau resepsi yang mewah. Sebagian orang mengadakan acara peminangan sebagai acara tersendiri yang tidak boleh kalah mewah dari resepsi pernikahan.sebagian lainnya melazimkan acara penyerahan hadiah atau uang belanja untuk biaya pernikahan secara tersendiri.

Bila seseorang tak kuat menahan beban, maka bisa saja melakukan penundaan pernikahan semata karena masalah ini. Saya sangat khawatir akan keruhnya niat dan bergesernya tujuan. Sehingga pernikahan itu kehilangan barokahnya. Na'udzubillah

Penyebab lain adalah lemahnya keyakinan kita bahwa Allah pasti akan memberi rezeki atau bisa jadi cerminan dari seifat tidak qona'ah (mencukupkan diri dengan yang ada). PILIHLAH YANG BERTAKWA

Suatu saat ada yang datang menemui Al Hasan (cucu Rasululloh). Ia ingin bertanya sebaiknya dengan siapa putrinya menikah? Maka Al Hasan ra berkata: "Kawinkanlah dia dengan orang yang bertakwa kepada Allah. Sebab jika laki-laki mencintainya, ia memuliakannya, dan jika ia tidak menyenaginya ia tidak akan berbuat zalim padanya."

Nasihat AL Hasan menuntun kita untuk membenahi pikiran. Jika kita menikah dengan orang yang bertakwa cinta yang semula tak ada meski Cuma benihnya dapat bersemi indah karena komitmen yang memenuhi jiwa.

Wallahu alam bi showwab...

music